Berita

Kunjungan Kerja UNICEF Dalam Rangka Mendukung Program INKLUSI Di Kota Pasuruan

Deputy Representative UNICEF Indonesia Robert Gass mengacungi jempol program pendidikan inklusi yang diterapkan di Kota Pasuruan. Dia menilai, keberhasilan tersebut juga bisa diterapkan di daerah lain. Termasuk di luar Jawa Timur.

Hal itu disampaikan dalam kunjungan kerja ke SD Al Kautsar pada hari Kamis (7/10). Menurutnya, pendidikan inklusi bisa sukses dengan dukungan berbagai pihak. Sekolah, kata Robert, tidak bisa bekerja sendirian untuk mewujudkannya. Perlu campur tangan pemerintah hingga orang tua siswa.

“Orang tua juga punya peran penting. Harus menyadari pentingnya pendidikan bagi anak. Saya juga punya anak yang masih bersekolah di Amerika, dan saya harus sempatkan bangun pagi untuk ikut pertemuan dengan orang tua siswa,” beber Robert.

Dia juga mengatakan, sekolah bukan sekedar tempat belajar bagi anak. Melainkan lebih dari itu. Yakni tempat bersosialisasi, berinteraksi dengan teman-temannya. Hal itu penting sebagai pondasi bagi anak untuk kehidupannya di tengah masyarakat kelak.

“Semua disini sudah merasakan manfaat pendidikan. Dan sangat baik jika pendidikan itu diberikan kepada semua anak, juga bagi anak berkebutuhan khusus,” kata Robert.

Dia mengapresiasi terutama pendidikan inklusi sebagaimana yang diterapkan SD Al Kautsar selama 8 tahun terakhir. “Kita bisa melihat keberhasilan sekolah ini juga bisa dilakukan di tempat lain, di daerah lain, tidak hanya di Pasuruan, tidak hanya di Jawa Timur,” bebernya.

Ketua PD Muhammadiyah Kota Pasuruan Abu Nasir mengaku, pihaknya menaruh perhatian penuh dalam meningkatkan kualitas pendidikan. SD Al Kautsar selama bertahun-tahun menjadi sekolah Islam yang tetap bisa gemilang di bidang akademik maupun nonakademik. Dia juga mengatakan sekolah tersebut berorientasi untuk seluruh umat.

“Bahkan nonmuslim pun bisa masuk. Karena pendidikan kami terapkan dengan pendekatan moderatif, inklusif, sehingga menghilangkan sektarianisme,” bebernya.

Kepala SD Al Kautsar Mustakin menjelaskan jika program pendidikan inklusi sudah diterapkan sejak 2013. Hingga saat ini, ada 32 siswa inklusi. Pembelajarannya dilakukan dengan siswa lainnya. “Ada dua guru pendamping yang memandu pembelajaran untuk materi khusus di ruang sumber,” kata Mustakin.

Sekretaris Majelis Pendidikan PD Muhammadiyah Kota Pasuruan Fatoni mengungkapkan empat hal utama untuk menyiapkan pendidikan inklusi. Yakni sarana dan prasarana, tenaga pendidik, pemahaman orang tua, dan siswa.

“Maka itu harus terpenuhi. Ada ruang khusus dengan segala peralatan yang benar-benar safety,” kata Fatoni.

Disamping itu, orang tua siswa yang non inklusi juga harus diberi penjelasan bahwa semua anak memiliki hak yang sama mengenyam pendidikan. Dia mengakui semua orang tua siswa SD Al Kautsar sudah permisif dengan pendidikan inklusi.

“Pendampingan dan pemantauan terus dilakukan. Dengan seringnya melakukan itu bisa membuat pendidikan inklusi tercapai dan proses belajar dan interaksi berjalan baik,”

Back to top button