Pemkot Pasuruan Siap Lakukan PTM Akhir Januari 2022
Izin 100 persen sudah didapatkan Kota Pasuruan guna melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Seluruh SD dan SMP negeri serta swasta di Kota Pasuruan bisa melaksanakan PTM 100 persen mulai akhir Januari 2022.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan Mualif Arief mengungkapkan, seluruh sekolah siap melaksanakan PTM 100 persen pada 24 Januari 2021. Hal ini didapatkan karena vaksinasi tenaga pendidikan sudah di atas 80 persen.
“Lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan sudah memenuhi syarat melaksanakan PTM 100 persen karena sudah PPKM Level 1. Ditambah lagi vaksinasi tenaga pendidik di atas 80 persen, dan vaksinasi lansia di atas 50 persen,” ujarnya, Selasa (11/1/2022).
Meski seluruh siswa bisa ikut pembelajaran tatap muka, tapi durasi belajar didalam kelas masih dibatasi maksimal 6 jam. Pembelajaran ini dilakukan dalam seminggu selama 6 hari.
“Pelaksanaan PTM 100 persen wajib diikuti seluruh peserta didik. Untuk mengikuti pembelajaran ini hanya selama maksimal 6 jam pelajaran selama 6 hari, dalam seminggu,” ungkapnya.
Untuk menghindari kerumunan, pihak sekolah juga wajib melakukan pengaturan mobilitas siswa pada waktu datang dan pulang sekolah. Mobilitas ini akan diberi jeda selama 30 menit saat masuk dan pulang sekolah.
“Maksimal diberi jeda 30 menit pada siswa saat masuk dan pulang sekolah. Hal ini guna menjaga mobilitas siswa guna menghindari kerumunan,” imbuhnya.
Selain itu, kantin sekolah pun masih belum diperbolehkan buka selama pembelajaran tatap muka. Tujuannya demi keamanan para guru dengan mengimbau siswa untuk tetap membawa bekal makanan dan minuman masing-masing dari rumah.
“Kantin belum bisa beroperasi, peserta didik wajib bawa bekal dari rumah,” imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Ayik ini juga tetap mengingatkan peran satgas Covid-19 di sekolah untuk memperketat protokol kesehatan. Sebab, kebijakan PTM 100 persen bisa dicabut apabila dalam jangka waktu 2 minggu berturut-turut terjadi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
“Bahkan, kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler ditiadakan selama 2 bulan percobaan. Pihak sekolah juga menyediakan masker cadangan minimal 50 persen dari jumlah siswa, handsanitizer, tempat cuci tangan, dan prokes lainnya,” ujarnya. (ada/ted)